Budianto Komari, Kompas
Kanker Nasofaring merupakan kaknekr yang menyerang leher serta kepala dan banyak ditemukan di Indonesia. Tumor itu bisa dikendalikan dengan menerapkan pola hidup sehat dan mendeteksi penyakit itu secara dini.
Bila diagnosis secara dini, terapi akan lebih efektif. Pasien berpeluang sembuh atau mampu bertahan hidup. Selama ini kasus karsinoma atau tumor ganas pada nasofaring didominasi factor ras mongoloid, yaitu penduduk cina selatan dengan angka kejadian 40-50 kasus per 100.000 penduduk, sementara di eropa dan amerika kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk. Di Indonesia, kanker nasofaring menempati peringkat pertama keganasan untuk THT, serta urutam ke-empat terbanyak diantara seluruh jenis keganasan.
Diagnosis secara dini sulit dilakukan karena tumor itu baru menampakkan gejala khas pada stadium lanjut. Apalagi letak tumor itu tersembunyi dibelakang hidung dan pertengahan dasar tengkorak, sehingga sulit dilihat jika tidak diperiksa ahlinya. Gejala awal tidak khas, tidak mirip penyakit lain. Tumor ganas itu umumnya tumbuh dekat sekali dengan muara tuba eustachius (saluran yang terhubung dengan telinga). Sehingga pembesaran sedikit pada tumor menyebabkan tersumbatnya saluran ini. Pembesaran ini menimbulkan gejala antara lain teling berdenging dan gangguan pendengaran satu sisi telinga. Gejala lain adalah pendarahan ringan melalui hidung. Pada stadium lanjut, ditandai pembesaran pada leher.
Bila dideteksi pada stadium awal, angka ketahanan hidup 5 tahun mencapai 76%. Bila pasien diterapi pada stadium tiga dan empat, angka ketahanan hidup 5 tahung mencapai 40%.
Penyebab kanker nasofaring adalah infeksi virus Epstein Barr. Namun ada beberapa faktor lain, yaitu faktor lingkungan seperti iritasi oleh bahan kimia, kebiasaan memasak dengan asap dan kebiasaan mengonsumsi ikan maupun daging yang diawetkan dengan nitrosamine. Lingkungan kerja yang terpapar gas dan bahan kimia industri, peleburan besi, farmaldehida dan serbuk kayu beresiko terserang tumor ganas itu.
Diagnosis karsinoma nasofaring ditegakkan denga biopsi nasofaring. Pemeriksaan penunjang yaitu CT-scan, untuk mendiagnosis tumor-tumor didaerah kepala leher sehingga tumor primer yang tersembunyai bisa ditemukan.
Senin, 06 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar