Minggu, 28 Juni 2009

Jenis Flu Kian Beragam



Dunia kini kian cemas oleh wabah flu babi yang nyaris menjadi pandemi. Sebelumnya kita juga disibukkan oleh penyakit flu burung. Beberapa waktu lalu terbetik berbagai penyakit flu selain flu burung dan flu babi, seperti flu singapura bahkan flu anjing. Berikut perbedaan penting dari keempat jenis flu yang menakutkan tersebut.



Flu Burung.
Penyakit influenza pada unggas (avian influenza) adalah penyakit yang disebabkan virus influenza type A dari family orthomyxomiridae.

Manusia yang terserang menunjukkan gejala seperti flu biasa yaitu demam, batuk, sesak, sakit tenggorokan, beringus, nyeri otot, sakit kepala dan lemas. Dalam waktu singkat, gejala ini bisa menjadi lebih berat dengan adanya peradangan paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian.

Penyakit ini dapat juga menyerang manusia lewat udara yang tercemar virus itu. Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Juga belum ada bukti adanya penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi.

Orang yang memiliki resiko terbesar terserang flu burung adalah pekerja di peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.


Flu Babi.
Babi sebagai sumber flu babi (swine flu) tidak hanya dapat terinfeksi oleh virus flu babi, tetapi juga virus flu yang berasal dari unggas dan virus manusia.

Saat ini dikenal empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2 dan H3N1. Tetapi belakangan yang sering ditemukan adalah jenis H1N1 yang sejatinya hanya mengenai babi. Tetapi karena adanya mutasi, virus ini berubah sifat sehingga dapat menginfeksi manusia. Celakanya virus H1N1 dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Gejala flu babi hampir sama dengan flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang semangat dan batuk. Selain itu juga dijumpai gejala pilek dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Pada tahap lanjut biasanya dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan pernapasan.


Flu Singapura.
Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) ditandai dengan timbulnya bisul-bisul pada mulut, tangan dan kaki. Gejala selebihnya mirip dengan flu biasa.

HFMD adalah penyakit virus yang menyerang anak-anak dibawah 10 tahun. Penyebabnya enterovirus, terutama virus coxsackie group A, khusus type A16 dan tipe-tipe 4,5,9,10 serta group B tipe 2 dan 5, meski jarang disebabkan oleh enterovirus 71.

Virus Coxsackie termasuk enterovirus dari famili Picornaviridae penularannya bisa terjadi melalui kontak lansung dengan sekret hidung dan tenggorokan, droplet infection atau kontak dengan tinja orang yang terinfeksi.


Flu Anjing.
Sejumlah ahli Washington menemukan virus flu yang menyerang anjing dan membunuh sejumlah anjing pacuan. Virus denga tipe A dan subtipe H3N8 itu menular dari kuda ke anjing dan mungkin mengancam hewan peliharaan. Virus ini diketahui menyerang saluran pernapasan.

Berdasarkan penelitian sementara, belum ada bukti virus flu anjing dapat menular ke manusia.

Sumber : Jawa Pos

Rabu, 24 Juni 2009

Alat Bantu Dengar Terkecil



Alat bantu dengar terkecil di dunia, bernama “be by ReSound” diciptakan oleh perusahaan GN dari Denmark, dengan bobot hanya 1,1 gram, berdimensi 15,5x8,8x5,3 millimeter.

Sumber : Majalah MU Medical Update

Sakit Flu


Bintang film dari Spanyol, Penelope Cruz sempat diisukan oleh media massa terkena sakit flu berat yang diduga influenza A-H1N1 atau flu babi. Soalnya forum penting yang seharusnya dihadiri Cruz pada acara peluncuran film musikal Nine di festival film Cannes, Perancis tak jadi dihadirinya dengan alasan sakit flu.

Tapi akhirnya Cruz muncul juga di acara festival film Cannes untuk promosi film terbarunya. Hal ini menjawab kekhawatiran orang tentang sakit flu yang dideritanya. Ternyata hanya sakit flu biasa yang diakibatkan oleh makanan yang tidak sehat.

Sumber : Kompas.

Jumat, 19 Juni 2009

Ganguan Pendengaran pada Bayi Prematur


Ganguan Pendengaran tertunda terjadi pada Bayi Prematur, Studi terbaru mengonfirmasi bahwa prematuritas ekstrim merupakan faktor resiko timbulnya gangguan pendengaran permanen, dan gangguan pendengaran ini sering kali timbulnya tertunda, serta bersifat progresif. Juga dilaporkan bahwa penggunaan suplemen oksigen berkepanjangan merupakan predictor kunci untuk timbulnya gangguan pendengaran permanen, terutama gangguan pendengaran berat.

Dr. Charlene M T. Robertson dari University of Edmonton, Alberta Kanada meneliti 1.279 bati premature ekstrim (usia kehamilan 28 minggu atau kurang, dan berat bada kurang dari 1.250g) pada tahun 1974 – 2003. Gangguan pendengaran permanen terjadi pada 40 anak (3,1%) pada usia 3 tahun. Sebanyak 24 anak (1,9%) menderita gangguan pendengaran berat yaitu ambang pendengaran lebih dari 70db.

Dari anak-anak dengan gangguan pendengaran permanen tersebut, sebanyak 4 anak (10%) mengalami gangguan pendengaran tertunda dan 11 anak (28%) mempunyai gangguan pendengaran progresif. Seorang anak mengalami neuropati pendengaran dan 29 anak (73%) mengalami kelainan multiple.

Melalui analisis multivariat, ditemukan bahwa penggunaan oksigen berkepanjangan, operasi gastrointestinal, ligasi patent ductus arteriosus dan indeks sosioekonomi rendah, merupakan predictor timbulnya gangguan pendengaran permanen. Dari factor-faktor tersebut, penggunaan oksigen merupakan prediktor terkuat, dan meningkatkan resiko sebesar 4,61 kali lipat (p<0,001).

Dengan adanya prematuritas ekstrim, gangguan pendengaran permanen merupakan komplikasi mayor yang sering timbul bersama kelainan mayor lainya. Karena itu, diperlukan segera studi untuk mencegah timbulnya gangguan pendengaran permanen.

Medical Update Magazine June 2009.

Kamis, 11 Juni 2009

Modal Penyanyi


Modal penyanyi yang paling utama adalah suara. Jika suara rusak atau terganggu, lagu yang dinyanyikan akan ‘berantakan’. Untuk selalu memiliki suara yang baik, penyanyi harus merawatnya dengan mengurangi rokok, mengurangi makan gorengan dan istirahat bicara.

Istirahat bicara (vocal rest) diperlukan jika seorang penyanyi ditemukan pengerasan seperti kutil di pita suara. Sebenarnya kutil tersebut dapat diambil melalui operasi, tetapi hal itu bisa membahayakan penyanyi karena pita suara bisa rusak.

Waktu yang diperlukan untuk istirahat bicara sekitar 2 minggu.

Selasa, 09 Juni 2009

Radang Telinga Tengah Kronik

Otitis Media Kronik (OMK) orang awam biasa menyebutkan dengan bahasa setempat misalnya orang betawi menyebut congek, orang banyumas menyebut todosen dan orang jawa menyebut kopoken.

Tanda-tanda OMK yang dapat dilihat orang awam adalah keluar cairan telinga terus menerus. Warna cairan bisa seperti air, umbel bening, kental atau bernanah. Penyakit ini kadang-kadang hilang timbul. Pada pemeriksaan selain cairan tersebut diatas, gendang telinga mengalami perforsi (berlubang).

Penyebab OMK adalah pengobatan OMA (Otitis Media Akut) yang seadanya, tidak tepat, cepat dan tidak akurat. Hal ini dikarenakan orang tua atau penderita kurang memperhatikan atau tidak tahu tentang penyakit ini. Akibatnya penyakit ini menjadi berlarut-larut dan berkepanjangan. Baru tergugah untuk berobat ke dokter bila cairan berupa nanah yang berbau dan pendengaran menurun.

Disamping faktor ketidaktahuan tersebut, ada faktor lain yang mempersulit OMK yaitu
1.Virulensi kuman yang tinggi.
2.Menurunnya kekebalan tubuh.
3.Gizi buruk.
4.Personal hygiene yang kurang baik.

Pengobatan OMK lebih sulit dari pengobatan OMA, kadang perlu pengobatan berulang-ulang. Prinsip pengobatan OMK maupun OMA :
1.Pembersihan liang telinga.
2.Obat tetes telinga dan antiboitik.
3.Pengobatan penyakit ISPA yang bersamaan dengan OMK maupun OMA.
4.Penerangan kesehatan kepada orang tua atau penderita sendiri.

Radang Telinga Tengah Kronik (OMK)
Oleh dr.H. Santo Pranowo, Sp.THT
Radar Kudus Jawa Pos