Jumat, 29 Mei 2009

Tonsilektomi

Studi terbaru menunjukkan anak yang menjalani tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi, akan menungkat resiko untuk mengalami berat badan beberapa tahun setelah operasi.

Dari National Institute for Public Health and Enviroment, Bilthoven, Belanda, dalam studi sebelumnya menghubungkan tonsilektomi dengan kenaikan berat badan, tetapi saat itu belum dapat dipastikan apakah kejadian tersebut merupakan faktor resiko.

Guna memastikan hal ini, para peneliti menganalisis data 3,963 anak yang mengikuti studi kohort kelahiran PIAMA (Prevent and Incidence of Asthma and Mite Allergy). Digunakan kuesioner parental tahunan untuk menilai berat badan, status tonsilektomi dan faktor lain. Selain itu, tinggi dan berat badan seluruh anak dinilai saat berusia 8 tahun.

Tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi meningkatkan resiko untuk mengalami berat badan berlebih sebesar 61% dan obesitas sebesar 136% pada saat anak berusia 8 tahun (p<0,01). Adenoidektomi saja tidak secara bermakna meningkatkan resiko berat badan berlebih, tetapi meningka7kan resiko obesitas sebesar 94% (P<0,05).

Data longitudional berat dan tinggi badan beberapa tahun sebelum dan sesudah operasi menunjukkan bahwa (adeno)tonsilektomi menciptakan titik balik antara periode growth faltering dan periode catch-up growth, sehingga hal ini dapat menjelaskan meningkatnya resiko timbulnya berat badan berlebih setelah operasi.

Para peneliti menganjurkan agar orang tua diberi nasehat menegenai diet dan gaya hidup yang benar bagi anak yang akan menjalani tonsilektomi. Monitoring pertumbuhan pasca operasi merupakan kunci untuk memastikan bahwa catch-up growth terjadi dalam batas yang sehat.

Sumber : Medical Up-date

Tidak ada komentar:

Posting Komentar